Apakah kalian kenal dengan RA Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi
atau yang lebih dikenal dengan Nyi Ageng Serang? Walaupun tidak se-populer RA Kartini
atau Cut Nyak Dien, namun beliau merupakan salah satu tokoh pejuangan wanita yang
sangat-sangat berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia, terutama
tanah kelahirannya (Serang). Yuk, kita baca sedikit cerita inspirasi dari seorang Nyi Ageng Serang berikut ini!
Nyi Ageng Serang adalah seorang pejuang kelahiran Jepara,
juga merupakan puteri bungsu dari Pangeran Natapraja, seorang teman seperjuangan
Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwana
I) dalam Perang Giyanti juga pernah menjadi bupati untuk wilayah Serang. Jika dilihat
dari silsilah ke atas, maka Nyi Ageng Serang merupakan keturunan Sunan
Kalijaga. Beliau sempat mendapat didikan ilmu siasat dan keprajuritan saat
masih kecil. Dan itu telah mengubah pemikiran saya bahwa, bukan hanya lelaki saja yang dapat menjadi tangguh dengan seragam prajuritnya, namun wanita juga dapat seperti itu.
Walaupun beliau merupakan keturunan Bangsawan, namun Nyi
Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyat. Beliau sangat ingin meperjuangkan kemerdekaan
rakyat. Bahkan saat didesak untuk menjadi istri Sultan Hamengku Buwono II,
beliau menerima dengan syarat setelah menikah tidak tinggal satu atap, karena
beliau masih memikirkan tentang perjuangan membebaskan rakyat dari penjajahan
Belanda.
Hal itu tentu sangat patut dicontih oleh pemimpin setiap kalangan, bahkan Negara RI pada zaman sekarang. Bahwa seorang pemimpin harus mementingkan rakyatnyan, mangutamakan rakyatnya. Bukan hanya hengkang-hengkang kaki. Karena selain memikirkan cara untuk memajukan Bangsa, pemimpin juga wajib memperhatikan rakyatnya. Tak ada pemimpin bila tak ada rakyat.
Dan hal tersebut juga mengingatkan saya tentang kisah Nabi Muhammad SAW. pada saat Beliau akan meninggal. Beliau dengan saaaaaangat hebatnya mau menanggung semua rasa sakit saat nyawa-Nya akan dicabut supaya kaumnya tidak merasakan rasa sakit itu. Beliau rela menanggung rasa sakit kaum-Nya! SubhanAllah...
Dan hal tersebut juga mengingatkan saya tentang kisah Nabi Muhammad SAW. pada saat Beliau akan meninggal. Beliau dengan saaaaaangat hebatnya mau menanggung semua rasa sakit saat nyawa-Nya akan dicabut supaya kaumnya tidak merasakan rasa sakit itu. Beliau rela menanggung rasa sakit kaum-Nya! SubhanAllah...
Atas pernikahan dengan Hamengku Buwono II tersebut, Nyi Ageng Serang mendapat nama
Bendoro Raden Ayu Kustiah Wulangningsih. Namun perkawinan mereka tidak bertahan
lama. Hingga akhirnya beliau menikah lagi dengan Pangeran Serang I (Pangeran
Mutia Kusumowijoyo) yang masih kerabat Kalijaga dan memiliki putra yang
dijuluki Pangeran Serang II (Pangeran Kusumowijoyo).
Nyi Ageng Serang kerap membantu putarnya (yang merupakan panglima
Diponegoro area Demak pada bulan-bulan awal Perang Jawa) dalam menyusun strategi dan siasat saat Perang
Jawa / Diponegoro. Ketika pecah perang Diponegoro pada tahun 1825, suaminya
tewas dalam pertempuran, namun beliau tetap melanjutkan perjuangannya meski
sudah lanjut usia. Semangat juangnya ini yang juga merupakan salah satu inspirasi saya. Walaupun sudah tua nanti, bukan berarti semangat juang kita harus padam, justru harus semakin berkobar. Demi kejayaan Bangsa Indonesia.
Hingga dua tahun sebelum Perang Jawa berakhir, Nyi Ageng
Serang meninggal dunia dikarenakan jatuh sakit. Perjuangannya pun dilanjutkan
oleh cucunya, Raden Mas Papak yang bergabung dalam Laskar Menoreh di bawah
pimpinan Raden Mas Singlon yang bergelar Pangeran Menoreh (merupakan salah satu
anak Pangeran Diponegoro).
Warga Kulon Progo mengabadikan jasa Nyi Ageng Serang dengan monumen
beliau yang sedang menaiki kuda dengan gagah berani dan memegang tombak
ber-bendera. Monumen tersebut berada di proliman jalan raya Wates-Jogja. Hal yang satu ini juga membuka pemikiran saya untuk terus berbuat kebajikan. Karena, percayalah. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan, mau besar atau kecil, akan dikenang sepanjang masa. Walaupun bukan dikenang oleh manusia, setidaknya kebajikan kita sudah dicatat sebagai amal baik yang akam membawa kita ke surga. Aamiin.
Walaupun telah lama wafat, namun perjuangan Nyi Ageng Serang
harus terus kita ingat dan kita kenang. Karena kisah dan perjuangan beliau
sangat menginspirasi kita. Terutama Para Wanita masa kini, untuk mengingatkan
kita agar tetap berjuang, atau paling tidak mencintai dan mempertahankan
Kemerdekaan Tanah Air kita, Indonesia.
.
.
.
Bagaimana? Bukankah kisah Nyi Ageng Serang ini sangat menginspirasi?
Karenanya, kita sebagai Pemuda-Pemudi Indonesia masa kini tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan Para Pahlawan Negara Indonesia. Pertahankanlah, bahkan majukanlah Bangsa Indonesia ini.
“Sejarah tak mencatat para pecundang bahkan, walaupun bumi melahirkannya. (53)”
― Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing!
― Asma Nadia, Assalamualaikum, Beijing!
.
#MPAFT2017
.
.
#MPAFT2017
.
.
Sevi Suryani
.
.
.
source : http://regional.liputan6.com/read/2486662/nyi-ageng-serang-panglima-sakti-perang-jawa
http://regional.liputan6.com/read/2486662/nyi-ageng-serang-panglima-sakti-perang-jawa
Komentar
Posting Komentar